Inilah karya Dato untuk RI yang patut mendapat penghargaan seumur hidup


Jakarta, CNBC Indonesia – Dato’ Low Tuck Kwong, pendiri PT Bayan Resources Tbk (BYAN), baru saja memenangkan CNBC Indonesia Lifetime Achievement Award 2023.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Chairman sekaligus pendiri CT Corp, Chairul Tanjung, kepada pendiri yang saat ini juga menjabat sebagai Presiden Bayan Resources, Dato’ Low Tuck Kwong di acara CNBC Indonesia Awards 2023 pada Rabu (13/12/2023). .

Bukan tanpa alasan CNBC Indonesia memberikan penghargaan tersebut kepada Dato’. Pria asal Singapura ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia dan juga aktif dalam kegiatan filantropi.

Dato’ Low Tuck Kwong pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada tahun 1973. Saat itu, di usianya yang ke-25, ia mendirikan perusahaan konstruksi PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI), menjadikannya salah satu pendiri perusahaan termuda di Indonesia. Meski usianya masih sangat muda, bukan berarti ia minim pengalaman dan keterampilan.

Keterlibatan Dato’Low Tuck Kwong di bidang konstruksi secara tidak langsung dapat ditelusuri sejak ia berusia 14 tahun. Laporan Forbes Asia (7 Desember 2022) Semasa remajanya, ia kerap membantu ayahnya mengerjakan proyek konstruksi sepulang sekolah. Kebetulan ayahnya adalah pendiri perusahaan konstruksi Sum Cheong Holding Ltd yang berdiri sejak tahun 1951. Dari situlah perlahan tapi pasti ia mulai memahami seluk beluk dunia konstruksi.

Baru pada masa remajanya Dato’Low Tuck Kwong mulai menjalankan bisnis konstruksi dengan serius. Pada tahun 1968, dia dikerahkan langsung ke Sum Cheong. Baru ketika terjun di dunia bisnis barulah ia menyadari pentingnya ilmu untuk pengembangan diri. Mata uang utamanya adalah kualitas manusia. Alhasil, tercatat sebagai kursus langsung teknik sipil di Jepang pada tahun 1969-1971.

Setelah kembali dari Jepang, Dato’Low Tuck Kwong terus bekerja di Sum Cheong. Menariknya, ia tak ingin berlama-lama berada di zona nyaman. Ia ingin memulai bisnisnya sendiri, padahal saat itu Sum Cheong sudah terkenal di Singapura dan Malaysia.

Oleh karena itu, ia memanfaatkan pengalaman dan keterampilannya sebelumnya, serta pengetahuan bahwa ia melihat prospek bisnis yang baik di masa depan, sehingga ia memberanikan diri untuk berbisnis di Indonesia. Dan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) didirikan dengan kantor di Jl. KH Zainul Arifin, Jakarta Pusat.

Masih mengutip laporan Forbes Asia, melalui PT JSI-lah Dato’Low Tuck Kwong memulai portofolio pertamanya di Indonesia, yakni pembangunan pabrik es krim di Ancol, Jakarta Utara.

READ  VIDEO: Sejarah pemilu di Indonesia dari masa ke masa

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1980-1990, PT JSI menjadi pemain penting di sektor teknik sipil, pekerjaan umum, dan konstruksi kelautan. Hal ini bisa terjadi karena Dato’ Low Tuck Kwong tahu betul cara melihat peluang bisnis: apa dan di mana yang belum ada di Indonesia.

Salah satu contohnya terjadi ketika ia mempelopori pekerjaan tiang pancang yang komprehensif di Indonesia. Dalam dunia konstruksi, pondasi tiang pancang merupakan salah satu jenis pondasi tiang pancang berbentuk silinder yang terbuat dari baja. Tidak semua pemasok dapat melakukan hal ini. Salah satu yang mampu adalah PT JSI Dato’ Low Tuck Kwong. Atas dasar itu, konstruksi Dato’Low Tuck Kwong menjadi lebih kuat dan stabil secara struktural.

Meski terkenal di bidang konstruksi, Dato’ Low Tuck Kwong kembali tak mau berlama-lama berada di zona nyaman. Saat PT JSI dipercaya melakukan pembukaan lahan, penambangan sederhana, dan pengangkutan oleh beberapa rekanan perusahaan batubara di Kalimantan, Dato’Low Tuck Kwong melihat potensi masa depan dari lahan penyimpan batubara tersebut.

Memang sekitar tahun 1980-an pertambangan batu bara di Indonesia mulai bersinar. Hal ini dapat terjadi karena pesatnya pertumbuhan masyarakat dan rumah tangga di dunia yang membutuhkan listrik sebagai sumber energi yang diperoleh dari batubara. Dalam laporan eksekutif (November 1997), Indonesia memiliki 35 miliar ton cadangan batubara dengan rata-rata pertumbuhan ekspor tahunan sebesar 58%.

Dato’Low Tuck Kwong menyadari hal ini. Terlebih lagi, kontaknya dengan industri batu bara, meski sebatas pada pengerjaan lahan, membuat visinya semakin berkembang. Dari situlah Dato’Low Tuck Kwong mulai berpikir matang dan menentukan masa depan industri batubara di Indonesia dengan visi dan tekad yang besar.

Memulai bisnis batubara dari awal

Tanggal 22 November 1997 menjadi titik balik perjalanan bisnis Dato’ Low Tuck Kwong. Pada hari itu, ia mengubah jalan hidupnya dari seorang pengusaha lahan batubara menjadi pemilik perusahaan pertambangan batubara. Ia mengakuisisi secara sah PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) yang merupakan perusahaan pemilik konsesi pertambangan batu bara di Kalimantan Timur.

Namun jalan Dato’ Low Tuck Kwong menuju bisnis batu bara sangat berliku. Dalam mengakuisisi GBP, banyak jalan terjal yang menghalangi sikap visioner Dato’ Low Tuck Kwong. Salah satunya menyangkut metode transportasi. GBP berada di pedalaman Kalimantan, sehingga menyulitkan pengiriman batu bara ke pelabuhan.

Belum lagi sesaat setelah akuisisi tersebut terjadi masalah besar di Indonesia. Krisis ekonomi yang terjadi di Thailand pada tahun 1997 merambah ke Indonesia sehingga membuat dunia usaha tidak stabil. Apalagi krisis ini juga dibarengi dengan krisis politik. Akibatnya, banyak perusahaan yang sulit berkembang dan tidak sedikit pula yang bangkrut. Namun tantangan tersebut tidak menyurutkan semangat Dato’ Low Tuck Kwong. Seiring dengan tantangan yang muncul, beliau mempunyai harapan dan impian yang besar terhadap visi dan misi batubara di masa depan. Dari harapan dan impian inilah lahir kekuatan dan semangat yang besar dalam diri Dato’ Low Tuck Kwong.

READ  DPR meminta KPK menuntaskan kasus suap DJKA Kementerian Perhubungan yang melibatkan pengusaha M Surya

Pada tahun 1998, Dato’Low Tuck Kwong akhirnya meluncurkan operasi bisnis batubara. Ia membagi lahan konsesi menjadi dua blok, yakni blok proyek Gunung Bayan I dan blok proyek Gunung Bayan II. Proyek Mount Bayan Blok I memiliki luas 8.365 hektare dan proyek Mount Bayan Blok II memiliki luas 15.690 hektare.

Selain itu, untuk menunjang operasional, ia membangun fasilitas transportasi yang menghubungkan pusat-pusat pertambangan di daerah terpencil dengan pelabuhan pesisir. Kemudian, untuk menunjang sarana transportasi, pihaknya mengakuisisi PT Dermaga Perkasapratama, salah satu perusahaan dan operator terminal batubara di Balikpapan yang dikenal dengan Balikpapan Coal Terminal (BCT).

Semua langkah ini cukup berani bagi sebuah perusahaan swasta. Apalagi itu terjadi pada masa-masa sulit Indonesia. Namun, sebagai seorang visioner dan memiliki tekad yang kuat, Dato’Low Tuck Kwong yakin semua itu akan membuahkan hasil karena segala upaya dilakukan untuk menjadikan perusahaannya sebagai pemain penting dalam industri batubara di Indonesia.

Akhirnya keyakinan ini terbukti. Berkat kegigihan, disiplin dan semangat Dato’Low Tuck Kwong, PT GBP dengan cepat bertransformasi menjadi perusahaan pertambangan terintegrasi vertikal yang sukses dan bereputasi baik. Dan yang terpenting adalah PT GBP mampu bertahan dari hantaman krisis ekonomi. Kemudian, berkat kepemilikan PT Dermaga Perkasapratam, seluruh batu bara yang ditambang bisa dikirim ke Italia, Jepang, Taiwan, Korea, Filipina, India, dan China.

Dato’Low Tuck Kwong yang kemudian membentuk perusahaan induk bernama PT Bayan Resources (Bayan Group) pada tahun 2004 memasuki abad ke-21 dan berhasil memperoleh konsesi baru melalui berbagai transaksi untuk menambah pundi-pundi batubaranya, antara lain PT Wahana Baratama Mining, PT Perkasa Inakakerta, PT Teguh Sinar Abadi, PT Firman Ketaun Perkasa, PT Fajar Sakti Prima, PT Bara Tabang dan PT Brian Anjat Sentosa.

Pada tahun 2008, telah memiliki 8 hak pertambangan eksklusif melalui anak perusahaan pertambangan dengan total luas konsesi 81.265 hektar. Semua proyek ini berjalan positif. Misalnya, proyek Gunung Bayan Blok II mampu menghasilkan 87,8% dari total produksi batu bara dan menyumbang 58,3% dari total volume penjualan batu bara.

READ  BSSN memberikan hasil investigasi atas laporan kebocoran data pemilih KPU ke Bareskrim Polri

Seluruh produksi ini kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi listrik masyarakat di Asia. Hasil positif tersebut kemudian mengantarkan Bayan Group menjadi produsen batubara terbesar ke-8 di Indonesia berdasarkan volume produksi pada tahun 2007.

Selain itu, pada tahun 2008, Dato Low Tuck Kwong juga membeli PT Muji Lines yang bergerak di bidang pelayaran, dan fasilitas transshipment terapung Kalimantan (KFT-1).

Tentu saja langkah tersebut membawa pertumbuhan lebih lanjut bagi perusahaan, yang pada akhirnya membuat Dato’ Low Tuck Kwong memutuskan PT Bayan Resources akan masuk bursa di Indonesia dengan kode saham BYAN pada tahun 2008. Pada saat yang sama, Bayan Group menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia. inovator di industri batubara.Indonesia terus mengeksplorasi metode dan teknologi baru.

Jangan lupa untuk berbagi dengan orang lain

Kilauan Grup Bayan praktis membuat nama Dato’ Low Tuck Kwong dikenal banyak orang. Namun, hal itu tidak membuatnya sombong dan angkuh. Dato’ Low Tuck Kwong sangat aktif dalam kegiatan filantropi di tengah kesibukannya menjalankan bisnis. Dato’Low Tuck Kwong percaya bahwa “kesuksesan tidak hanya terletak pada kemakmuran ekonomi tetapi juga pada dampak positif yang nyata terhadap negara dan masyarakat.”

Secara garis besar, karya filantropisnya berfokus pada empat sektor, yaitu pendidikan, kesehatan dan kepedulian sosial, sektor sosial ekonomi dan budaya, serta lingkungan dan keberlanjutan.

Misalnya saja di bidang pendidikan, ia tercatat mengeluarkan dana sebesar Rp42,8 miliar untuk beasiswa pendidikan. Dana tersebut didistribusikan kepada hampir 1.000 mahasiswa terbaik yang belajar di 11 universitas di Indonesia. Kemudian, untuk kemajuan sosial, ia juga aktif mensponsori berbagai kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat. Salah satunya aktif mensponsori kegiatan para atlet penyandang disabilitas yang berlaga di ajang olahraga regional maupun internasional.

Menariknya, Dato’ Low Tuck Kwong tidak hanya peduli terhadap manusia, namun juga terhadap makhluk ciptaan Tuhan lainnya, seperti hewan dan tumbuhan. Saat mengembangkan lahan pertambangan, ia memanfaatkannya tidak hanya untuk tujuan ekonomi, tetapi juga untuk penguatan hewan dan tumbuhan. Ia diketahui mendirikan Kebun Binatang Tabang yang menjadi rumah bagi banyak spesies hewan. Karena semua upaya filantropis ini, ia dinobatkan sebagai “Pahlawan Filantropi – Asia Tenggara” pada tahun 2023 oleh media ekonomi dan bisnis terkemuka dunia, Forbes.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Video: Bayan dan masa depan perdagangan batubara Indonesia

(wia)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *