Tiongkok takut pada investor! Dolar kembali ke Rp 15.500


Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat downgrade yang dilakukan Tiongkok, yang berdampak negatif di dalam negeri karena sangat eratnya hubungan antara Tiongkok dan Indonesia.

Laporan dari RefinitifRupiah dibuka melemah pada Rp15.500/US$ atau terdepresiasi 0,06%. Pelemahan tersebut berbanding terbalik dengan penguatan yang terjadi pada Rabu (6/12/2023) sebesar 0,06%.

Sedangkan Indeks Dolar AS ( DXY ) melemah 0,04% menjadi 104,11 pada pukul 08.49 WIB. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan penutupan perdagangan Rabu (12/6/2023) yang berada di 104,15.


Faktor eksternal dan internal menjadi penggerak rupee hari ini (12/7/2023).

Data AS menunjukkan lowongan pekerjaan turun 617.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,73 juta pada Oktober 2023, level terendah sejak Maret 2021 dan di bawah konsensus pasar sebesar 9,3 juta.

Hal ini menunjukkan bahwa inflasi di AS akan dapat ditekan di masa depan seiring dengan menurunnya jumlah lowongan kerja yang tersedia, sehingga lapangan kerja bagi angkatan kerja semakin sedikit.

Sementara itu, data neraca perdagangan dan ekspor impor akan dirilis hari ini dari Tiongkok. Berdasarkan konsensus yang dikumpulkan oleh Trading Economics, angka neraca perdagangan Tiongkok diperkirakan mencapai $58 miliar. Pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya sebesar USD 56,5 miliar.

Meski tumbuh, nilai ekspor Tiongkok diperkirakan tumbuh negatif 1,1%. Sementara impor meningkat sebesar 3,3%, namun cenderung stabil dibandingkan periode sebelumnya yaitu sebesar 3%.

Dengan menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia, hal ini menjadi angin segar bagi pasar keuangan dalam negeri. Sehingga jika aktivitas perekonomian Tiongkok mulai membaik, terutama dari sisi impor, maka akan berdampak positif bagi Indonesia.

READ  Bos BUMN minta segera mundur jika jadi calon presiden, tim kampanye

Namun berita lebih lanjut datang dari Tiongkok setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit Tiongkok. Lembaga pemeringkat tersebut memangkas “outlook” peringkat utang A1 Tiongkok menjadi “negatif” dari “stabil”.

Moody’s mengatakan penurunan tersebut terjadi karena biaya pemberian dana talangan kepada pemerintah daerah dan perusahaan milik negara akan membebani perekonomian Tiongkok. Belum lagi rencana penanganan krisis properti.

Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan merilis data cadangan devisa (cadev) yang diperkirakan meningkat menjadi $135 miliar dari sebelumnya $133,1 miliar.

Jika cadev mengalami kenaikan maka akan berdampak positif terhadap rupiah karena cadev dapat menstabilkan nilai tukar rupee jika terjadi depresiasi beberapa waktu lalu.

RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

Artikel lain

Rupiah dipengaruhi oleh Fed, dolar mencapai Rp 15.500

(putaran/putaran)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *